geting bored with ur life? then u need spice of life

Kalo boleh memilih pasti mayoritas orang bakal memilih yg original, itu hal yang sangat normal sekali. Yah, tak terkecuali saya pribadi juga lebih suka yg original karena apapun itu ketika terdapat tag original adalah sebuah keputusan yg benar. Banyak benefit yg bakal dirasakan dari kesemua aspek, nah outputnya kan bakal balik lagi ke kita juga yg mana hal itu adalah perasaan lahiriah berupa kepuasan dan kenyamanan, istilah akuntansinya sih value for money banget. Jadi lu mau bahas tentang komparasi barang original sama oem atau kw ndru? Nope, lebih kepada bagaimana kita menjalani hidup jika dianalogikan dengan hal yg memunyai tag original. XD

Jadi gini, secara harfiah original itu adalah asli/genuine yg mana kita berasumsi bahwa sesuatu yg original adalah yg paling bagus, yap once again u were right, but are u ever thinking about the “default thing”? hmm., menarik kan? Bagaimana original itu sejatinya adalah standar yg dibuat oleh si pencipta atau si pemroduksi. Pernah mikir kalo selain original itu bukanlah Cuma oem atau kw yg dibagi dalam beberapa level? Yap!!! There is one thing called after market/third party.

Ketika konteks pembahasan ini difokuskan pada sebuah barang tentu original adalah pilihan utama, namun ketika tak tersedia pasti melirik barang dengan kualitas yg hampir sama yaitu oem, kalo gk ada juga dan pengen yg murah pilihan jatuh pada kw. So, here the question.., u had a lot of money yet u want a product with higher quality, which one do u taken? Milih original? Penuh dengan “standardisasi” pabrikan. Milih oem? Gk jauh beda sama original. Milih kw? Not an option, kan saya pingin yg lebih bagus dr original! So, what the answer? Definitely a third party product. XD

Kemudian ketika konteks pembahasan kita kerucutkan lagi tentang makanan. Semua olahan makanan atau minuman pasti memunyai rasa original, enak? Tentu saja enak! Namun apakah kita stuck pada rasa original tersebut? Kalo konteksnya makanan pasti berbanding lurus dengan selera, ya saya gk mau komentar masalah selera, bisa panjang urusannya!hahaha.., namun ketika selera itu disandingkan dengan waktu yg mana terus berkelanjutan sepanjang waktu pasti akan sampai dimana titik jenuh/kebosanan pada selera yg dipunyai meski relatif cepat namun yg perlu digaris bawahi adalah pasti ada yg namanya bosan. So here the question.., u had ur personal taste, yet u geting bored with it, so what are u going to do? Terus bertahan dengan selera? Nope saya bosan! So, what the answer then? U’ll need some spice! XD

Last, hidup kita bukanlah bersifat statis yg mana harus sesuai dengan aturan baku. Jd maksud lu kudu ngelanggar aturan?Absolutely not!!! Aturan baku di sini adalah bagaimana kita hidup, bayangkan kita butuh pendidikan sementara disuguhi dengan pilihan sekolah negeri atau swasta, padahal ada yg namanya cram school atau home schooling yg lebih baik karena bisa konsentrasi karena suasana yg kondusif. Tp kan mahal? Saya kan bilang kalo kmu punya uang dan ingin sebuah produk yg lebih bagus ya produk pihak ketiga pilihannya. Bayangkan kamu butuh kerjaan dengan pilihan perusahaan atau kah instansi negara, padahal ada yg namanya usaha bisnis. Tp kan butuh modal banyak? Once again, lu punya duit dan ingin yg lebih baik sementara kita semua tau kalo punya usaha sendiri itu prospeknya bagus dan profitable bgt dengan syarat menguasai market yg ada. So whats the conclusion? Kita hidup harus dinamis, harus mikir out of the box, kita butuh yg namanya spice of life! Ya, makanan atau minuman yg memunyai rasa original itu enak sekali, namun kalo gk ada rasa lain gimana kalo kebosanan mulai mendatangimu? Mau gk mau kita nyari rasa lain, seperti itu pula hidup kita. Once again, we need the spice of life! And how i get those spice of life? Of course u have to put some spice into it! With what? Change urself, act now, throw away ur old mindset which is full of negativity, be more proud of what u did, praise a little of everythings u’ve done.. then.., tasted it, ur life would be more spicy.. XD

author

Archives